Masih Lurus merupakan salah satu contoh yang dapat berdampak menjadikan diri tidak lurus lagi serta tidak komitmen, bila kita tanyakan pada hati kita, masih lurus dapat kita umpamakan berpengaruhnya diri kita dengan seseorang ataupun kondisi yang lebih menguntungkan diri kita, merasa kita selalu benar dan lebih lebih baik serta membuat posisi kita berada di zona nyaman dapat menjadikan kita sebenarnya tidak komitmen serta tidak lurus lagi. Sama halnya bila kita ditanyakan MASIH kah kau Cinta pada Dia (seorang wanita)? Pilihannya hanya ada 2 hal, IYA atau TIDAK. Dari pertanyaan tersebut dapat kita tanyakan pada hati kecilkan tetapi cenderung menjadikan diri kita serta hati kita menjadi tidak selaras dan pada akhirnya ketidakjujuran, kebohongan dan bisa-bisa mengarang jawaban tersebut hingga menjadikan diri kita hingga hati kita berkhianat.
Tetap Lurus merupakan salah satu sifat komitmen diri yang sudah kita tanamkan pada hati nurani dan prinsip hidup kita untuk berpegang teguh dengan satu tujuan dan komitmen yang sudah kita bangun sebelumnya, dimana hal tersebut dapat juga kita umpamakan seperti Komitmen Bekerja dengan cara Bertanggungjawab dengan Amanah yang sudah dipercayakan, Tetap sayang, Tetap cinta walaupun ada yang mencoba menghalangi maupun Memisahkan serta raga diri yang sudah berpisah (kematian) seperti halnya Bapak Habibie dan Ibu Ainun yang cinta nya sampai akhir hayat, sesorang tersebut dapat kita umpamakan walaupun sudah berpisah raga tetapi dihati nya masih tertanam sosok tersebut hingga akhir hayat mereka satu persatu meninggalkan raga pasangannya, jadi Tetap Lurus dapat kita simpulkan pada hati nurani kita yang ingin berkomitmen dengan pilihan hati yang sudah kita pilih sebelumnya.
Berikutlah yang dapat saya jelaskan mengenai hal Masih Lurus versus Tetap Lurus menurut versi diri saya, saya berharap untuk pembaca dapat memberikan saran serta masukan ataupun pandangan menurut pembaca untuk melebarkan pengertian Masih Lurus Versus Tetap Lurus. Sekian yang dapat saya tuliskan, komentar dan masukan dari rekan-rekan pembaca sekalian sangat saya harapkan untuk perbaikan kediri saya kedepannya. Terimakasih.
Rapeja
Latest posts by Rapeja (see all)
- Jadikanlah PERMASALAHANMU sebagai Acuan KESUKSESANMU. - 17 September 2021
- Koran Pagi Sustainability Area 1-KOPASUST Periode April 2020 - 12 September 2021
- Koran Pagi Sustainability Area 1-KOPASUST Periode April 2020 - 12 September 2021
Gak ngerti aku anak muda… ha ha ha
jadi enak tetap lurus atau masih lurus??
bro, ini masih perlu dipertajam, masih rada ambigu…
Tetap Lurus
Aduhai…
jadi pada intinya masih lurus versus tetap lurus, fokus utama nya dan kata kuncinya lurus, jadi mari kita menerapkan kata kunci tersebut agar terimplementasi dengan baik dan benar. Sekian bapakeee🙏
Makin gak ngerti aku….
Nyerah aku pak pak …… Ampun ampun…..
Pulang kampung aja, kalo nyerah…. cuihhhhhhhh
Coba ceritakan kronologis kejadian, sampai bapak saya suruh buat tulisan ini. Chase apa kemarin ya?…..
Chase nya kemarin apa yang dipikirkan dan tuliskan Masih Lurus Versus Tetap Lurus yang ada dipikiran bapak. Begitu bapak bilang kan.
Intinya indikator pembahasan yang saya tulis di Pekerjaan, mungkin ada bapak bapak yang bisa memberi pencerahan karena ilmu saya masih kurang dan belum sampai ke arah tujuan yang bapak bapak harapkan, segitu kemampuan saya pak.
Pada kejadian apa waktu kita di komposting, sampai bapak saya suruh buat tulisan itu?….
Kemarin itu kejadiannya pas closing mau bubar pak, lalu candaan, akhirnya keluar kata kata judul tersebut pak.
Pak Rapeja… siap koper aja pulang… ha ha ha
Anda kurang bertanya ke hati, Jika “masih lurus”, berpotensi menjadi tidak lurus lagi. Kondisi ini bisa terjadi, jika seseorang terpengaruh dengan sesuatu kondisi yang membuat dirinya merasa nyaman, merasa lebih baik, merasa lebih diuntungkan – padahal secara hakekatnya jka seseorang tersebut mengikuti pengaruh tersebut sebenarnya dia sudah membuat dirinya menjadi tidak lurus.
Saya detailkan lagi ya… “masih”, itu ada kecenderungan “ya atau tidak”. Ada potensi ketidakjujuran, berpotensi menyelewang, berpotensi mengaburkan, berpotensi mengkhianati… antara baik dan buruk — 50% : 50%.
Beda sekali dengan komitmen diri “tetap lurus”, kita umpamakan “tetap cinta”, “tetap sayang” – walaupun badai menghantam, ombak 5 meter menerjang atau raga berpisah (karena kematian) – seseorang tersebut yang ada dalam dirinya “ya TETAP… lurus, sayang, cinta).
Paham Mbro?… jika sudah paham, buka lagi baju yang ada di kopermu – susun kembali di lemari pakaianmu.
Gak usah merajuk… cuihhhhhh
wahhhh ampun suhuuu, yah gimana bapakeeee tadi awalnya saya sudah siapkan koper, kareana tidak terpikirkan sampai ke hati pak ampunn….ampunnnn terimakasih untuk inovasi pembahasan mengenai hal ini pak heheheheh
Tetap semangat Cuy…
Diatur jadwal ke Wilayah 2, gak usah sebatas angan-angan, karena kalo diangan-angan gak jadi anak… ha ha ha ha ha
Siap siap aja bapak jadi bapak angkat ku nanti ha ha ha
Untuk Wali asal pasti, Ane siap aja Mbro.