Hari dan Tanggal : Rabu, 17 Juni 2020 Tempat : Workshop CMNT Agenda : Acara serah terima dua unit kendaraan baru CMNT yang dihadiri oleh Bapak Budi …
Acara Serah Terima Dua Unit Kendaraan Baru CMNT

Planters Militan : Planters Tanpa Kenal Lelah dan Tanpa Menyerah – Fokus Meraih TARGET dan IMPIAN serta BERMANFAAT
Hari dan Tanggal : Rabu, 17 Juni 2020 Tempat : Workshop CMNT Agenda : Acara serah terima dua unit kendaraan baru CMNT yang dihadiri oleh Bapak Budi …
Suatu kesempatan yang sangat luar biasa bagi penulis bisa langsung bertemu Bapak Budi Siregar selaku area controller wilayah 1. Pada siang hari yang cerah pada hari rabu 10 Juni 2020, tepat di dataran tinggi area composting yang sambil memandangi indahnya pemandangan alam yang hijau ciptaan …
Keseharian Area Controller 1 (Budi Siregar) selalu mengkonkritkan dalam tindakan nyata quote di atas. Pada Hari Kamis, 02 April 2020 beliau mulai jam 09.15 WIB sampai dengan jam 20.35 WIB visit ke Estate SMRE. Pada saat melakukan Apel Sore, beliau menyampaikan salah satu materi motivasi “DOA UNTUK PUTERAKU” KARYA DOUGLAS MAC ARTHUR : PUISI SANG JENDERAL YG SANGAT TERKENAL.. (Silahkan baca)!
Setelah menyampaikan motivasi tersebut, masing-masing Asisten dimintai pendapat (hati dan pikirannya) secara jujur. Berikut penyampaian Asisten SMRE (Bapak David Randa Kembaren, Bapak Dedi Susanto Oppusunggu dan Bapak Hasan Basri).
Leader is Action, not position
Disaat diri Saya merasa dapat mengendalikan hal-hal yang menjadi kendali diri saya, Saya menjadi Sombong, arogansi, angkuh, dan menganggap semua mudah dan semua orang merasa kecil – misal ripe rendah, unripe tinggi, performance poor dan fair, saat Saya di atas saya selalu menertawakan cara berkerja orang lain. Hingga timbul dalam diri ini Gue yang ahli tapi Di SMRE bukan itu yang saya dapat tapi terpuruk, ripe dan unripe peringkat bawah, performance peringkat bawah, produksi minus. Saya merasa jatuh dan merasa seperti SAMPAH, merasa bodoh, merasa manjadi Asisten yang tidak bisa membuat atasan bangga dengan saya dan menyusahkan.
Hei David BANGUN!!!!! Anda punya kaki untuk jalan ke masalah anda, punya mata untuk melihat masalah anda dan otak untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah anda. Tanya diri anda “tepuk dada, tanya selera“. Anda mau jadi Apa Di SMRE ini?… Agar diri anda berharga, Anda asisten Hands ON, mana ada kata menyerah dalam hidup Anda, saatnya bangkit. Bawa terbang SMRE KU ini, kembali kebarisan – lihat 71 pasukan Anda menanti Sang Jendralnya di barisan depan sambil meneriakkan kata Semangat Gembor Terus. Perang ini Harus kita menangkan dan bertahan hidup, kita tunjukkan ke orang yang Kita sayangi kita kembali pulang dengan Kami sudah Pulang dan Menang.
Tidak semua dapat dilakukan dengan permainan angka. Belajar lah untuk sabar, lemah lembut, ikhlas, jujur, amanah, tulus dan bersyukur. Bawalah terbang SMRE dengan 28 Ton/Ha. Di SMRE ku saya jatuh dan menganggap diri bodoh, buktikan di SMRE anda terbang.
Karena masalah akan membuat besar menjadi jenderal yang bijak bersikap dan bertutur kata, karena tidak ada Planter berhasil tanpa masalah dan di kebun established. Semangat membangun diri, semangat membangun rekan, semangat membangun Keluarga, Semangat Di SMRE. Dan berjanji lah pada diri mu,
SMRE Ku yang hebat izinkan ku terbang bersama mu, pasrah dengan Pilot mu yang tangguh Bapak Rendra Y. P, sehat kan pilot ku sesantiasa selalu, hingga mendarat Di 28 Ton/Ha.
SMRE ku banyak mengajarkan ku masalah yang saya hadapi akan menjadikan saya besar dan tumbuh. Terima kasih SMRE ku, saya bangga dapat masalah di SMRE Ku. Percaya lah ini baru dimulai, kami akan menang dan tersenyum sambil menggucapkan terima kasih Tuhan atas masalah yang Engkau berikan ini, sehingga saya jadi sebesar ini. Hidup ini untuk menang dan lawan gagal dengan cara terus bergerak dan semangat, selaraskan pikiran, hati dan jiwa. Tidak ada yang tidak bisa selagi dunia masih berputar, tidak ada yang tidak mungkin untuk pemenang.
Semangat
Bersyukur
Kendalikan diri
Tidak ada seorang yang mampu menahan Diri untuk berkembang kecuali diri sendiri
(Sumber : Mr. David Randa Kembaren, Asisten SMRE 3)
Dalam buku The Leader of Leaders disampaikan bahwa amanah kepemimpinan mencakup 3 hal, pertama amanah moral, kedua amanah intelektualitas, dan yang ketiga adalah amanah social. Ketiga amanah ini tidak bisa kita lepaskan sebab 3 amanah ini saling berkaitan dan tentunya menjadi hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Tugas seorang pemimpin memang berat sebab memang sejarah membuktikan bahwa para pemimpin bangsa kita dulu adalah orang-orang yang memang menderita. Bagi para pemimpin sejati yang tidak menyuruh orang lain sebelum menyuruh dirinya sendiri, dan tidak melarang orang lain sebelum melarang dirinya sendiri, badai terjal seorang pemimpin seharusnya mengingat kembali pentingnya kredo Agus Salim, “Leiden is Lijden” (memimpin adalah menderita).
Kadang kala kita sendiri sering menyepelekan suatu amanah yang sudah dipercayai terhadap kita, kita menganggap mudah dan seringkali juga menggampangkan sesuatu yang sudah ditanggungjawabkan terhadap kita. Bila kita memaknai suatu amanah yang diberikan terhadap kita itu adalah gambaran kepercayaan awal untuk kita dari atasan, teman keluarga atau kerabat kita yang lainnya. Sekarang, tinggal bagaimana kita mengemban amanah kepercayaan tersebut bisa kita implementasikan dengan baik dan benar.
Misalkan saja, hal kecil yang sangat gampang dan tanpa kita sadari sudah merugikan dan membuat suatu kepercayaan itu pudar terhadap kita, dan hal ini biasa juga sering kita temui kasat mata. Bila suatu perusaahaan sudah memberikan alat ataupun inventaris terhadap kita, tetapi kita malah tidak merawat apa yang telah diberikan dan dipercayakan oleh perusahaan terhadap kita dan itu akan menjadi salah satu amanah kepercayaan yang sia-sia pada akhirnya.
Perusahaan tidak pernah menuntut lebih terhadap kita, tetapi perusahaan hanya berharap kita dapat memberikan yang terbaik buat nya. Apa yang sudah dipercayakan dan diberikan kepada kita seharusnya kita dapat menjaga dan merawatnya bukan malah kita melakukan hal pembiaran. Itu dapat membuat dampak buruk terhadap kita serta lingkungan sekitar tempat kita bekerja dan menjadikan budaya buruk tersebut biasa saja.
Bila kita sudah membiasakan dan budayakan hal tersebut itu akan menjadi terus menerus terjadi sehingga membuat alam bawah sadar kita menganggap tidak terjadi apa-apa dan hal yang biasa saja terjadi. Jangan sesekali kita membiasakan hal buruk terjadi pada hidup kita bila kita ingin maju, sukses dan lebih baik. Tetapi biasakan diri kita untuk displin dan bertanggungjawab atas amanah yang sudah dipercayakan perusahaan terhadap kita agar hasil dari sebuah kepercayaan itu tidak menjadi sia-sia tentunya. Sekian dari saya Rapeja Agustinus Penulis Pemula yang ingin memperbaiki hidupnya. Salam Perjuangan.