Membentuk Team BGS Handal dan Terlatih, Terintegrasi OSBS

Team BGS BDME terbaik, Periode Juni 2020

[22/7 19:04] Pak Guntur H Hasibuan PC KalTeng: Dear All Area Controller : [22/7 19:04] Pak Guntur H Hasibuan PC KalTeng: Menindaklanjuti Dinamika dan Permasalahan Operasional kebun yang berkembang saat ini, terutama terkait dengan masih buruknya Pengelolaan dan Perilaku Tim Semprot Kebun yaitu ; Penurunan …

Praktek Pengendalian Gulma Terbaik di Perusahaan Perkebunan BGA

Alternatif Strategi Pengendalian Gulma sebagai Referensi
0 0

Dear All Area Controller :
Menyikapi banyaknya fakta dan temuan, praktek-praktek kerja yg tidak tepat, Miskonsepsi dan Misleading dalam Praktek Pengendalian Gulma di Estate, yg berdampak pada memburuknya Estate Field Condition yaitu :

  1. Memburuknya Estate Field Condition (Piringan dan Gawangan) yg dinisbatkan sebagai akibat dari Terbatasnya Jumlah Tenaga Kerja Pemeliharaan yg Diizinkan. Ketetapan Rasio TK 0.14 TK/Ha dianggap sebagai Handicap utama, sangat tidak relevan untuk mencapai Estate Field Condition yg baik. Ketetapan Rasio TK 0.14 dianggap sebagai kambing hitam memburuknya kondisi pemeliharaan kebun.

  2. Kondisi Gawangan yang semakin memburuk dari hari ke hari. Meningkatnya luasan areal gawangan berat, bahkan kondisi gawangan kembali menjadi berat setelah belanja rehabilitasi yg cukup besar, karena tidak adanya Program Chemist Gawangan bertahun-tahun, Tidak adanya Realisasi Chemist Gawangan juga selama bertahun-tahun. Sementara di sisi lain pengendalian gawangan dilakukan secara sporadis, dengan metode pengendalian manual tanpa kendali Manager dan Area Controller, yg justru memperburuk situasi. Tumbuh Narasi dan penyesatan bahwa Gawangan boleh semak dan tidak dikerjakan karena Fokus mengendalikan Piringan, menjaga Akses A2.

  3. Skill dan Kualitas Kerja Tim Semprot yg buruk. Managemen Operasi Tim BGS yg buruk , terkesan tanpa sentuhan Manager dan AC. Kondisi Selektif Weeding yg tidak dipahami sampai level karyawan semprot. Disparitas Kondisi Pemeliharaan dalam 1 blok. Pada sisi blok yg tinggi dan kanopinya sudah menutup cenderung sangat bersih (clean weeding), di sisi lain, pada daerah palungan, daerah yg kanopinya masih terbuka, sisipan, areal dominan MB, kondisinya cenderung berat, sangat bersemak bahkan banyak pokok mati karena terlilit MB.

  4. Penetapan Strategi Pengendalian, Desain Seksi Semprot, dan Pembuatan Pusingan Pemeliharaan tanpa campur tangan Manager dan AC. Dibuat hanya berdasarkan pemahaman Asisten BGS yg Notabene baru 1 tahun bekerja. Sebagai Contoh, Rotasi Kerja Piringan Chemist Divisi Areal TT 1998, yg kanopinya sudah menutup, yg sudah clean weeding; Disamakan (sama2 4 rotasi); dengan Divisi Area TT 2015, yg kanopinya masih terbuka dan jenis gulma dominannya MB. Akibatnya di satu sisi pada Areal TT 1998 kondisi clean weeding semakin parah, di satu sisi Areal TT 2015 kondisinya sangat berat.

  5. Dalam Pemeliharaan Piringan, Terjebak melakukan pengendalian manual pada kondisi piringan berat, dan mengarahkan Tim BGS untuk menuntaskannya, sehingga Outputnya rendah sehingga hanya mampu mengerjakan 50 Ha dalam 1 bulan , tetapi melalaikan Seksi Semprot Piringan bulan berjalan seluas 1.000 Ha, membaik 50 ha, tapi memburuk 1.000 Ha.
    Dalam kasus Pemeliharaan Piringan, Program Kerja yg wajib dituntaskan bulan ini adalah Seksi Semprot Bulan ini dan Penuntasan Kondisi Piringan beratnya (dengan tenaga khusus tanpa mengganggu penuntasan seksi chemistnya).

  6. Lalai dalam Follow chemist karena tidak ada monitoringnya, tidak segera melakukan Follow up chemist, padahal sudah habis2an melakukan pengendalian manual akan mendorong pertumbuhan gulma yg lebih hebat.

Berikut kami sampaikan beberapa hal penting Konsep dan Strategi pengendalian Gulma guna merefresh kembali pemahaman kita bersama :
1. Dasar Perhitungan Rasio TK 0.14 TK/Ha pada pekerjaan Pengendalian Gulma adalah :
6 x Rotasi Piringan Chemist dengan Output 3 Ha/Hk.
2 x Rotasi Gawangan Chemist dengan Output 2 Ha/Hk.
4 x Rotasi Lalang dengan Output 5 Ha/Hk.
Artinya, Jika kita konsisten memilih metode pengendalian chemist, memilih strategi rotasi yg benar dan ketat dalam mengawal Disiplin Rotasi; Rasio TK 0.14 Ha adalah sesuatu yg mewah dan masih banyak ruang, bahkan untuk melakukan Normalisasi Area semak. Resiko terbesarnya justru terjadinya Clean Weeding. Jadi jika Field Condition memburuk, areal bersemak bertambah dapat dipastikan Strategi dan Rotasi Pengendalian Gulma kita Salah, Metode Pengendalian Kita Salah dan Tidak Ketatnya kita dalam mengawal Disiplin Rotasi Pengendalian Gulma, dan Dapat dipastikan akar masalah dari ini semua adalah Lemahnya Kendali AC dan Manager dalam Pengelolaan Kongsi Kerja Semprot Kebun.

Dasar Perhitungan Rasio TK 0.14 Tk per Ha
Dasar Perhitungan Rasio TK 0.14 Tk per Ha

Rasio TK 0.14 Tk/Ha adalah teramat sangat cukup jika kita memilih metode chemist dan ketat menjaga rotasinya; di sisi lain Rasio TK 0.25 Tk/Ha sekalipun akan teramat sangat kurang, jika kita memilih metode pengendalian manual.

Bahkan masih banyak ruang dari kuota pekerjaan lain ataupun peluang mengurangi TK umum kebun dari Rasio (0.03).
Contoh;
TK Pupuk : 3.04 HK/Ha dihitung berdasarkan dosis pupuk 8.5 x 136 pokok dibagi output pupuk 370 kg/hk.

3: Jadi jika perlu tambahan TK semprot untuk rehabilitasi areal, selalu terlebih dahulu cari peluang untuk mengurangi kuota pekerjaan lain, mengurangi TK umum, dll. Bukan lantas meminta dispensasi, dan fasilitas istimewa untuk kerusakan yg kita create sendiri.

Alternatif Strategi Pengendalian Gulma sebagai Referensi
Alternatif Strategi Pengendalian Gulma sebagai Referensi

Sumber : Bapak Guntur Hamonangan Hasibuan (Production Controller Kalteng)

Bapak Mubarak Ahmad COO BGA: Kemampuan Tactical.. RH,AC, Mgr dalam merencanakan dan mengeksekusi perbaikan kebun sangat menentukan. Dan itu harus didasarkan data kondisi yg akurat (tidak bohong) dan mengerti benar bagaimana kiat perbaikan cepat yg tdk memberi ruang pada pemburukan kembali.
Sebagai contoh: mengerti secara taktis bagaimana mengejar pusingan panjang panen.
Mengerti benar:
Bagaimana menjaga kondisi pemeliharaan ringan tetap terjaga dan kondisi berat selesai dengan cepat.

Sangat kritikal RH terlibat aktif dalam penetapan strategi dan design kerja penuntasan pekerjaan strategik, dan memeriksa nya dengan detail, dan memonitor progress nya secara ketat dari waktu ke waktu , dan melakukan adjustmen sesegera mungkin utk keperluan efektifness…

Pak Guntur H Hasibuan, Production Controller BGA Kalteng:
Ini adalah Alternatif Strategi Pengendalian Kondisi Piringan Berat. Chemist Oriented Vs Manual Oriented.

Alt. 1 Chemist Oriented :
1. Pekerjaan Manual dilakukan seminimal mungkin, hanya sekedar bisa masuk chemist dengan Output 1-2 HK/Ha.
2. Interval waktu pekerjaan Manual dengan Follow Chemist 1 diatur sedekat mungkin, selambat2nya 1 minggu setelah pekerjaan Manual (atau pada bulan yg sama), dengan Estimasi Output 1 Hk/Ha.
3. Follow up Chemist 2, diatur cukup dekat dengan Follow Chemist 1 dengan Interval waktu 1-2 bulan dengan Estimasi Output 2 Ha/Hk.
4. Follow up chemist 3, 4 dst diatur cukup dekat dengan Follow up 2, sampai kondisi areal / blok tersebut cukup ringan, tuntas dan bisa dikembalikan ke Rotasi Pemeliharaan Regulernya.
5. Estimasi Penuntasan dengan Alternatif 1 ini mencapai 500-600 ribu per Ha dengan Kondisi Akhir Areal adalah ringan.

Asumsi Dasar dari Alternatif 1 (Chemist Oriented) ini adalah ; Seburuk2nya kualitas Pengendalian Chemist Pasti Dampak perbaikannya jauh lebih besar dan lebih lama daripada manual, semahal2nya Pengendalian Chemist, pasti lebih murah daripada Manual.

Contoh Pusingan Kerja; Penuntasan Kondisi Piringan Berat dengan Alternatif 1 (Chemist Oriented)

Contoh Pusingan Kerja; _Penuntasan Kondisi Piringan Berat dengan Alternatif 1 (Chemist Oriented)_
Contoh Pusingan Kerja; _Penuntasan Kondisi Piringan Berat dengan Alternatif 1 (Chemist Oriented)_
Sequence Pemeliharaan Piringan Chemist.
Sequence Pemeliharaan Piringan Chemist.
Happy
Happy
0
Sad
Sad
0
Excited
Excited
0
Sleepy
Sleepy
0
Angry
Angry
0
Surprise
Surprise
0
Hosting Unlimited Indonesia
error: Content is protected !!
X