Transformasi Kepemimpinan dari Orientasi agar Disukai Orang lain Menjadi Pemimpin Sejati
Menjadi pemimpin adalah sebuah keharusan yang mau tidak mau kita terima sebagai bagian dari tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kita sebagai planters. Dalam perkembangannya ternyata menjadi pemimpin itu bukanlah sesuatu yang mudah, harus diasah terus menerus dari hari ke hari. Pemimpin itu tidak terlahir (bawaan lahir) namun dilahirkan. Maksudnya adalah bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang bisa diraih dan diciptakan yang tidak dibatasi oleh isu-isu primordialisme.
Semakin sering kita berlatih maka level kepemimpinan kita akan semakin baik dan matang. Salah satu ujian Kepemimpinan manakala harus mengambil sebuah keputusan atau bahkan menyampaikan suatu keputusan yang tidak enak dan hal itu bertentangan dengan perasaan. Pertentangan dengan perasaan ini dalah suatu hal yang wajar dan lumrah, dimana kecenderungan manusia untuk menghindari konflik dan gesekan. Lain halnya untuk menyampaikan kabar-kabar baik akan lebih mudah. Menjadi pemimpin cenderung diawali dengan melawan “keinginan untuk menyenangkan semua orang”. Di bawah ini beberapa hal yang perlu dilakukan jika ingin berubah dari berorientasi menyenangkan orang lain menjadi pemimpin sejati, yang di sadur dari buku Leader Shift karya John Maxwell (MIC Publishing, 2019). Adapun hal-hal itu adalah:
Silahkan baca tentang : Buku-Buku Kepemimpinan John C. Maxwell
1. Ubah harapan Anda terhadap Kepemimpinan
Inti dari kecenderungan menyenangkan orang lain adalah hasrat melakukan hal yang membuat saya nyaman, termasuk saat menghadapi masalah-masalah sulit (menghindari konflik). Untuk itu saya harus merubah pola pikir saya dengan berhenti mencari pengukuhan, menjadi teman akrab banyak orang, karena seorang pemimpin tidak pernah mampu membuat 100% yang dipimpinnya menyukai dia. Sudah normal dan lumrah bahwa ada yang suka dan tidak suka dalam organisasi. Untuk membantu menghindari kecenderungan menyenangkan orang lain, maka perlu menjernihkan motivasi diri. Untuk menjernihkan motivasi diri ajukanlah pertanyan-pertanyaan berikut ini kepada diri sendiri:
- Apa yang terbaik untuk organisasi/perusahaan?
- Apa yang terbaik untuk orang-orang di dalam perusahaan?
- Apa yang terbaik buat saya?
Saat melakukan transformasi dari pemimpin yang menyenangkan orang lain ke pemimpin sejati maka akan ada kesepian dalam diri. Yang sebelumnya dipuja-puja menjadi tidak mendapat pengukuhan. Namun ketika meninggalkan kerumunan maka kita bisa menemukan jati diri kita yang sebenarnya. Salah satu pelajaran yang besar dari tahapan ini adalah mengetahui siapa saja orang-orang yang mendukung selama ini dan bukan orang oportunis (aji mumpung). Caranya adalah dengan menagih komitmen bawahan terhadap keputusan kita sebagai pemimpin. Setelah itu kita tau siapa yang berkomitmen dan siapa yang tidak, sehingga membantu kita memetakan orang-orang yang perlu diseleksi dari tim kita.
2. Hargai Orang-orang Sebesar Anda menghargai diri sendiri
Cara melihat orang lain sama seperti kita melihat diri kita sendiri, jika kita menghargai diri sendiri maka kita juga menghargai orang lain. Penghargaan Anda terhadap diri sendiri menentukan investasi pribadi Anda kepada orang lain. Jika meremehkan diri sendiri maka kemungkinan akan meremehkan orang lain.
- Jika kita menghargai bawahan kita, maka kita akan memberikan usaha terbaik
- Jika pemimpin menghargai pengikut, maka akan memampukan mereka
- Jika kita menghargai pengikut kita, maka akan memotivasi mereka
3. Berupaya untuk lebih dahulu Menetapkan Harapan
Sebagai pemimpin terlebih dahulu menetapkan tujuan (harapan) dan mengatur hubungan kerja demi meraih kesuksesan, dengan menetapkan tujuan dan harapan maka akan membuat gairah/pompa spirit karena ada pencapaian yang harus didapatkan hari per hari sehingga kekecewaan tidak terjadi. Saya terlebih dahulu berusaha terhadap orang-orang:
- Lebih dahulu memberikan penghargaan akan menambakan nilai-nilai ke dalam diri seseorang serta meningkatan nilai kebersamaan
- Lebih dahulu menetapkan harapan akan meningkatkan nilai setiap pertemuan
- Lebih dahulu mengajukan pertanyaan merupakan cara tercepat bagi orang-orang untuk saling memahami serta meningkatkan nilai kebersamaan
- Lebih dahulu melakukan diskusi akan mempengaruhi cara dan arah kita mempimpin orang lain
- Lebih dahulu mengambil keputusan akan meningkatkan nilai kebersamaan
4. Ajukan pertanyaan sulit kepada diri sendiri sebelum melakukan percakapan yang mungkin tidak menyenangkan
Saat bertransformasi kepemimpinan dari berusaha menyenangkan orang menjadi orang yang memotivasi orang, maka saya harus bekerja keras untuk menjadi lebih baik dalam melakukan percakapan yang tidak menyenangkan. Salah satu pertanyaan yang harus saya tanyakan adalah apa sumber masalah yang memicu munculnya kebutuhan untuk melakukan percakapan yang menantang ini? Apakah masalah eksternal, masalah dengan orang lain, atau karena saya? Jika masalah dari saya maka saya cukup mengakui dan memperbaikinya. Jika masalah datang dari luar maka akan lebih mudah dikerjakan dan diselesaikan
5. Ketika dibutuhkan percakapan yang tidak menyenangkan, lakukan dengan benar
Ketika kita akan memulai percakapan yang berpotensi membuat orang lain tidak enak (menegur, mengingatkan, dll), maka ingat kembali ke dalam diri kita bahwa tujuannya adalah utuk kebaikan orang tersebut (membantu). Miliki sikap yang benar karena terkadang tindakan lebih bermakna daripada sekedar kata-kata dan sikap yang negatif yang justru makin merugikan. Orang-orang akan mengingat perasaan mereka ketika mereka telah melupakan perkataan Anda. Anda bisa menunjukkan sikap yang benar dengan memahami. Beberapa frasa sebagi langkah untuk memulai percakapan.
- Apakah Anda menyadari kejadian ini?
- Saya butuh Anda menjelaskan agar saya memahami kejadian ini
- Apakah saya mendengar dengan benar tentang apa yang Anda maksud
- Coba ulangi apa yang Anda dengar
- Berarti persepsi kita sama
- Capai kesepakatan tentang apa yang baik untuk kalian berdua
- Perhatikan kesempatan untuk bertumbuh dalam percakapan yang yang tidak menyenangkan
- Berusaha untuk mempertahankan hubungan yang positif
6. Memahami prinsip 25-50-25
Kepemimpinan yang baik selalu berusaha unutk memotivasi oaring lain untuk berprestasi, malakukan hal yang lebih baik, dan meraih lebih banyak kesuksesan. Berapa orang termotivasi untuk membantu tim meraih kemenangan. Anda bisa menggunakan prinsip 25-50-25 dalam membangun tim. Setiap anda menyampaikan visi dan motivasi orang-orang dalam mencapai sesuatu, cenderung mereka terbagi menjadi 3 kelompok. Biasanya 25% orang akan mendukung upaya Anda, 50% akan ragu-ragu dan 25% akan menolak perubahan. Tugas kita adalah merubah yang 50% agar mereka bergabung dengan 25% yang mendukung Anda. Berikut beberapa kiat untuk menghadapi ketiga kelompok tersebut
- Pahami bahwa 25% yang menolak anda tidak akan pernah berubah pikiran entah apapun yang anda lakukan. Pemimpin terhebat di dunia bisa saja memimpin mereka, namun mereka akan tetap menolak perubahan
- Jangan sia-siakan upaya untuk menyenangkan 25% yang menolak itu. Mereka tidak akan merubah pemikiran mereka. Berusaha berdamai dengan mereka akan menguatkan penolakan mereka
- Jangan memberikan kredibilitas atau panggung kepada 25% yang menolak anda. Jika anda sudah percaya bertindak benar, untuk apa membantu mereka dengan menghancurkan apa yang anda bangun.
- Berusahalah menjauhkan 25% yang menolak anda dari 50% yang masih ragu-ragu. Seperti ungkapan seorang manajer bisbol: rahasia pengelolaan sumberdaya manusia adalah menjauhkan oran-orang Anda dari orang-orang yang masih ragu-ragu mendukung Anda
- Mintalah 25% pendukung Anda untuk mempengaruhi 50% yang masih ragu-ragu
- Berikan panggung kepada 25% yang mendukung anda untuk berbicara
7. Seimbangkan Kepedulian dengan Keterusterangan
Sebagai pemimpin anda harus membawa kepedulian dan keterusterangan dalam relasi. Berdasarkan 5 level kepemimpinan, orang mengikuti Anda karena:
- Jabatan (berdasarkan hak), orang-orang mengikuti Karena terpaksa
- Perkenanan (berdasarkan hubungan), orang-orang mengikuti karena hubungan
- Produksi (berdasarkan hasil), orang-orang mengikuti karena Anda turut mengembangkan tim
- Pengembangan sumber daya manusia (berdasarkan reproduksi), orang-orang mengikuti karena Anda mengembangkan mereka
- Puncak (berdasarkan penghargaan), orang-orang mengikuti karena Anda membantu mereka menjadi pemimpin level 4
Pada faktanya bahwa yang tersulit adalah pada level kepemimpinan 2 dan 3. Hampir semua orang ramah bisa mengembangkan kempemimpinan level 2. Namun level 3 adalah tentang hasil. Membuat peralihan dari membuat orang-orang menyukai anda menjadi orang-orang yang mendatangkan hasil lebih baik bisa menjadi sangat menyulitkan. Bahkan di level 4 dengan mengembangkan orang lain serta membantu mereka menjadi pempimpin justru lebih sulit
Bagaimana mengubah orang lain dari “saya senang bergabung dengan tim” menjadi “saya harus mendatangkan hasil untuk tim”? jawabannya adalah dengan menyeimbangkan kepedullian dan keterusterangan. Berikut alasan-alasan mengapa perlu menerapkannya:
- Kepedulian tanpa keterusterangan akan membentuk relasi yang tidak rukun
- Keterusterangan tanpa kepedulian membentuk relasi yang renggang
- Kepedulian dan keterusterangan membentuk relasi yang berkembang
Kepedulian dan keterusterangan seumpama sepasang sayap pesawat, yang mana tidak mungkin terbang dengan satu sayap, keduanya harus bekerjasama.
KEPEDULIAAN | KETERUSTERANGAN |
Menghargai Orang | Menghargai Potensi Orang |
Membentuk Relasi | Mengembangkan Relasi |
Mengurangi Kelemahan | Memunculkan Kekuatan |
Memberi Kenyamanan | Memberi Motivasi |
Membuat Tim Senang | Membuat Tim Produktif |
Ketika saya bertanggungjawab memimpin orang-orang maka saya harus memperdulikan mereka, dan juga memotivasi mereka dengan memulai pembicaraan terbuka dan membantu mereka berkembang. Hal ini menjadi sulit apakah mungkin berterusterang dan memperdulikan mereka saat yang bersamaan. Namun perlu diingat orang-orang tidak peduli seberapa besar anda tahu sampai mereka tahu sampai seberapa besar anda peduli.
Jika anda dapat membantu orang lain memaksimalkan potensi mereka, secara positif berarti Anda membantu mereka, tim Anda, juga diri Anda sendiri.