Arahan Bapak COO:
– Cost transport dibiasakan km/ton atau Rp/ton.
– Parameter mistar itu dinamis. Jangan tanding lagi ke Perserikatan, mengarah ke Site Yield Potential.
– Mengimprove weakness yang ditampilin, bukan pamer.
– Jangan puas diri dan dihaluskan terus-menerus.
– Harus diatur irama angkutan unitnya untuk 9 jam bekerja dalam sehari. Prinsip angkutan lain-lain tidak terjadi lagi. (6 jam angkutan TBS, +3 angkutan lain-lain). Angkutan TBS selesai jam 17.00 WIB paling lambat dari lapangan.
Arahan Bapak POC/PQIC:
– Target turn over 2,5% (sudah ditetapkan oleh Pak COO).
– 4A harus menjadi penyumbang, bukan menjadi penarik produksi.
– Kontaminasi 13%, kenapa?… V-Cutting rendah?… (controllable).
Arahan Bapak HPO KalBar/KalTeng:
– Eksploitasi harus benar-benar panen minyak. Eksploitasi dan harvesting quality?…
– Menjaga kontinuitas produksi (percepatan pemupukan, upaya-upaya percepatan, memastikan bahan organik tanah, dll) – tunjukkan keseriusan.
– Menjadi biang kerok penurunan produksi adalah heavy clay (focal feeder execution, dll).
– Struktur costnya akan kami jaga terus, bukan hanya Budget lagi.
– Continuous improvement dan benchmarking yang harus ditonjolkan, karena tahapan sudah di sini (lemah-lemah dijelasin).
– Kualitas eksekusi merupakan intermediate result (kualitas pupuk, panen, semprot, water management dan bahan organik).
– Menunjukkan kualitas eksekusi di bedah sampai ke akar-akarnya.
– Disampaikan analisanya, agar pimpinan percaya (trust).
– Mistarnya ditingkatkan, agar masalah itu semakin jelas kelihatan.
– Yang ditampilin data-data eksekusi.
Arahan Bapak PA/RH:
– Sistem BHS sebagai kunci serempak, harus dijalankan.
– Projek-projek yang sudah dibuat, dilanjut dan dikembangkan. Pengawalan yang ketat oleh seluruh Staff sampai Manager juga turun.
– Kembali ke basic dan terus dilakukan.
Arahan Bapak Dept. Riset/QA:
– Berondolan di karung yang masih ketinggalan segera diperbaiki.
Presentasi Bapak Monang Hutapea :